Mughits Dot Org

Posts Tagged ‘al qur’an

cara membaca alqadru/alqadr/alqodr

leave a comment »

baru baru ini saya membuka email saya,dan saya temukan ada beberapa email yang ditujukan kepada saya yang isinya adalah pertanyaan pertanyaan yang mengenai hukum dalam ilmu agama islam.
yang pertama adalah pertanyaan bagaimana caranya membaca alqadru apabila diwaqafkan?
sebenarnya hal ini sudah saya bahas di postingan saya yang berjudul cara waqaf pada kalimat yang sebelum huruf terakhirnya bersukun
dan saya teruskan dengan postingan yang berjudul  para qari’ yang bagus cara membacanya

jadi karna saya sudah membahas hal ini,sekarang saya tidak perlu panjang lebar membahasnya lagi,namun saya akan menambahi keterangannya dengan sedikit pengambilan dari jawaban saya.
adapun pengambilannya adalah kitab takhbirut taysir.
mungkin di sebagian daerah kitab ini agak sulit untuk ditemui.
contohnya didaerah saya,saya berkali kali mencari kitab ini namun tidak mendapatinya.
padahal kitab saya yang awal sudah banyak yang robek karna dimakan usia,”maklum kitab tersebut adalah kitab orang tua saya hehehe,,…”
tapi menurut teman saya insya allah di link ini ada http://shamela.ws/index.php/category/128 saya sendiri masih belum nyoba,kalau anda berminat silahkan coba.
kembali kepada pembahasan cara membaca alqadru apabila diwaqafkan,caranya ialah dengan mewaqafkannya dengan waqaf bil isyarah.
para ulama’ bersepakat membacanya dengan waqaf bil isyarah dengan isyarah raum.
jadi cara bacanya menjadi alqader.
dan dalilnya ada dikitab attaysir.
bagi anda yang tidak bisa membaca tulisan arab tanpa harokat bisa mendownload kitab terjemah plus contoh cara bacanya para qari’ yang bagus cara bacanya dengan mengklik link ini
untuk penjelasan yang lebih banyak,silahkan anda baca postingan cara waqaf pada kalimat yang sebelum huruf terakhirnya bersukun dan para qari’ yang bagus cara membacanya
semoga keterangan saya ini bermanfaat.

sumber ilmu

cara membaca alqadru

waqaf dan ibtida’

leave a comment »

assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh
di bawah ini adalah artikel lengkap mengenai waqaf dan ibtida’.
dikatakan lengkap karna bukan hanya mengulas waqaf dan ibtida’ saja namun beserta contoh contohnya,dan pembagiannya,namun masih ada kekurangannya yaitu dihal pembagian waqaf isyaroh/waqaf bil isyaroh,namun mengenai perincian waqaf bil isyaroh sudah saya posting dengan judul “cara waqaf pada kalimat yang sebelum huruf terakhirnya bersukun” namun masih ada beberapa hal yang belum saya terangkan,mungkin saya akan terangkan dilain kesempatan.
artikel waqaf dan ibtida’ dibawah ini sebenarnya hasil kiriman salah satu teman saya,yang meminta saya untuk menashhihnya,setelah saya kaji ternyata terdapat sedikit kekurangan saja namun sudah cukup jelas buat anda yang sudah pernah mengaji qiroatul qur’an secara langsung kepada guru anda.
artikel ini juga bisa dijadikan pengingat kita waktu kita rada rada lupa pada pengertian waqaf ataupun tanda waqaf.
untuk lebih jelasnya silahkan baca selengkapnya WAQAF DAN IBTIDA’

WAQAF DAN IBTIDA’

Perlu kita mengenal istilah-istilah terkait dengan membaca Al-Qur’an dan menghentikan bacaan sebagai berikut :

1. Iftitah [ اِفْتِتَاح ] adalah pembukaan dalam bacaan Al-Qur’an yang diawali dengan membaca isti’adzah, basmalah, lalu diteruskan dengan membaca ayat.

2. Waqaf [ وَقَفْ ] adalah menghentikan bacaan atau suara sejenak pada akhir suku kata untuk mengambil nafas dengan maksud kendak melanjutkan bacaan pada ayat berikutnya.

3. Ibtida’ [ اِبْتِدَاء ] adalah memulai bacaan kembali sesudah waqaf dari awal suku kata pada ayat berikutnya.

4. Qatha’ [ قَطَعْ ] adalah mengakhiri bacaan Al-Qur’an dengan memotong bacaan sama sekali. Dan apabila hendak membuka bacaan kembali sesudah melakukan qatha’, disunahkan membaca isti’adzah lagi.

Perhatian contoh berikut ini :

اَعُـوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّـيْطَانِ الـرَّجِـيْمِ – بِسْـــمِ اللهِ الـرَّحْـمَنِ الـرَّحِـيْمِ

1.قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ 2. مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ 3. وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ اِذَا وَقَبَ 4 . وَمِنْ شَرِّالنَّـفَّاثَاتِ فِى الْعُقَدِ 5. وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَ .

PEMBAGIAN WAQAF

1. WAQAF IKHTIBARI (menguji atau mencoba). Maksudnya adalah waqaf yang dilakukan untuk menguji qari’ atau menjelaskan agar diketahui cara waqaf dan ibtida’ yang sebenarnya. Waqaf ini dibolehkan hanya dalam proses belajar mengajar, yang sebenarnya tidak boleh waqaf menurut kaidah ilmu tajwid.

2. WAQAF IDHTHIRARI (terpaksa). Maksudnya adalah waqaf yang dilakukan dalam keadaan terpaksa, mungkin karena kehabisan nafas, batuk atau bersin dan lain sebagainya. Apabila terjadi waqaf ini, hendaklah mengulang dari kata tempat berhenti atau kata sebelumya yang tidak merusak arti yang dimaksud oleh ayat.

3. WAQAF INTIZHARI (menunggu). Maksudnya adalah waqaf yang dilakukan pada kata yang diperselisihkan oleh ulama’ qiraat antara boleh dan tidak boleh waqaf. Untuk menghormati perbedaan pendapat itu, sambil menunggu adanya kesepakatan, sebaiknya waqaf pada kata itu, kemudian diulangi dari kata sebelumnya yang tidak merusak arti yang dimaksud oleh ayat, dan diteruskan samapi tanda waqaf berikuitnya. Dengan demikian terwakili dua pendapat yang berbeda itu.

4. WAQAF IKHTIARI (pilihan). Maksudnya adalah waqaf yang dilakukan pada kata yang dipilih, disengaja dan direncanakan, bukan karena ada sebab-sebab lain.

WAQAF IKHTIARI ADA EMPAT

1. WAQAF TAM (sempurna). Maksudnya adalah waqaf pada akhir suku kata yang sudah sempurna, baik menurut tata bahasa maupun arti. Pada umumnya terdapat pada akhir ayat dan di akhir keterangan, cerita atau kisah. Dan tidak ada kaitannya sama sekali dengan ayat berikutnya. Seperti waqaf pada الْمُفْلِحُوْنَ dalam ayat berikut :

اُولئِكَ عَلَى هُدًى مِّنْ رَّبِّهِمْ لا وَاُولئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ [ البقرة : 5]

– Waqaf Tam bisa terjadi sebelum habisnya ayat, seperti waqaf pada kata اَذِلَّةٍ dalam ayat :

قَالَتْ اِنَّ الْمُلُوْكَ اِذَا دَخَلُوْا قَرْيَةً اَفْسَدُوْهَاوَجَعَلُوا اَعِزَّةَ اَهْلِهَا اَذِلَّةٍ وقف وِكَذَالِكَ يَفْعَلُوْنَ [ النمل : 34 ]

– Waqaf Tam terkadang terjadi pada pertengahan ayat, seperti waqaf pada kata اِذْ جَاءَ نِيْ dalam ayat :

لَقَدْ اَضَلَّنِيْ عَنِ الذِّكْرِ بَعْدَاِذْ جَاءَ نِيْ وقف وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِلإِنْسَانِ خَذُوْلاً [الفرقان :29]

– Dan waqaf Tam dapat terjadi pula sesudah habis ayat tambah sedikit, seperti waqaf pada kata وَبِاللَّيْلِ dalam ayat :

وَاِنَّكُمْ لَتَمُرُّوْنَ عَلَيْهِمْ مُصْبِحِيْنَ☼ وَبِاللَّيْلْ وقف اَفَلاَ تَعْقِلُوْنَ [ الصفات : 137 – 138]

2. WAQAF KAFI (cukup). Maksudnya adalah waqaf pada akhir suku kata yang menurut tata bahasa sudah dianggap cukup, tetapi dari segi arti, cerita atau kisah masih ada kaitannya dengan ayat berikutnya. Seperti waqaf pada ☼يُوْقِنُوْنَ dalam ayat berikut :

وَالَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِمَا اُنْزِلَ اِلَيْكَ وَمَا اُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ ج وَبِالأَخِرَةِ هُمْ يُوْقِنُوْنَ ☼ اُولئِكَ عَلَى هُدًى مِّنْ رَّبِّهِمْ لا وَاُولئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ☼ [ البقرة : 4 – 5 ]

3. WAQAF HASAN (baik). Maksudnya adalah waqaf pada akhir suku kata yang sudah dianggap baik menurut tata bahasa, tetapi masih ada kaitan dengan ayat berikutnya, baik dari segi arti maupun tata bahasa. Seperti waqaf pada ☼ الْعَالَمِـيْنَ dalam ayat berikut :

اَلْحَمْـدُ للهِ رَبِّ الْعَـالَمِـيْنَ☼ اَلرَّحْمـنِ الرَّحِيْـمِ ☼ مَـالِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ ☼

4. WAQAF QABIH (buruk). Maksudnya adalah waqaf pada akhir suku kata yang menurut tata bahasa tergolong buruk dan bahkan merusak arti atau maksud dari makna ayat yang sebenarnya. Seperti waqaf pada ☼ لِلْمُصَلِّيْنَ dalam ayat berikut :

فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّيْنَ ☼ الَّذِيْنَ هُمْ عَنْ صَلاَ تِهِمْ سَاهُوْنَ ☼

Waqaf pada ☼ لِلْمُصَلِّيْنَ akan merusak arti atau maksud ayat. Maksud dari ayat adalah : “Neraka itu untuk orang-orang yang melalaikan shalat” Ketika waqaf pada ☼ لِلْمُصَلِّيْنَ , maka maksud ayat lalu berubah menjadi :
“Neraka itu untuk orang-orang yang mengerjakan shalat”

CARA BERWAQAF
Waqaf dalam membaca Al-Qur’an dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut, yaitu :

1. Akhir suku kata dimatikan dalam bacaan apabila berharakat fathah, kasrah, dhammah, kasratain atau dhammatain [ ـَ ـِ ـُ ـٌ ـٍ ] Contoh :

سَقَرْ☼ = سَقَرَ ☼ نُذُرْ ☼ = نُذُرِ ☼ اَحْسَنْ ☼ = اَحْسَنُ ☼ تَخَوُّفْ = ☼ تَخَوُّفٍ ☼ اَشِرْ ☼ = اَسِرٌ☼

2. Akhir suku kata dimatikan [ ـْ ]dalam bacaan apabila berharakat : Fathah, kasrah atau dammah yang sebelumnya ada Alif [ا ـَ ـِ ـُ ] seperti :

☼ الْحِسَابَ ☼ الْحِسَابِ ☼ الْحِسَابُ dibaca ☼ الحِسَا بْ

خَطَايَايْ dibaca ☼ خَطَايَايَ ☼ ـ اِيَّايْ dibaca ☼ اِيَّايَ☼

– Fathah sebelumnya ada Wa [ وْ ـَ ] seperti : ☼ يُنْصَرُوْنَ dibaca ☼ يُنْصَرُوْنْ

– Fathah, kasrah atau dhammah sebelumnya ada Ya’ mati,[يْ ـُ ـِ ـَ ] , seperti : ☼ اَلْحَلِيْمَ ☼ اَلْحَلِيْمِ ☼ اَلْحَلِيْمُ dibaca ☼ اَلْحَلِيْمْ

– Dhammatain atau kasratain sebelumnya ada Ya’mati, [يْ ـٌ ـٍ ] seperti : ☼ حَلِيْمٌ ☼ حَلِيْمٍ dibaca ☼ حَلِيْمْ

– Dhammatain atau kasratain sebelumnya ada Waw mati [وْ ـٌ ـٍ ] seperti : ☼ غَفُوْرٌ ☼ غَفُوْرٍ dibaca = ☼ غَفُوْرْ

3. Akhir suku kata berharakat fathatain dan sesudahnya ada huruf Alif [ـً ا] dibaca fathah [ـَ ا], seperti : ☼حَكِيْمًا dibaca = ☼ حَكِيْمَا

– atau akhir suku kata terdiri dari huruf Hamzah berharakat fathatainn [ءً] dibaca fathah [ءَ] , seperti : ☼ مَاءً dibaca = ☼ مَائَا

– atau akhir suku kata terdiri dari Alif maqshurah dan sebelumnya berharakat fathatain [ ـً ى ] dibaca fathah [ ـَ ى], seperti : ☼ مُسَمًّى dibaca = ☼ مُسَمَّى

4. Akhir suku kata terdiri dari Ta’ Marbuthah [ ـة ـ ة ] dimatikan dan bunyinya berubah menjadi bunyi Ha’ [ ـهْ ـ هْ ] , seperti :

حَامِيَهْ☼ dibaca = حَامِيَةٌ ☼ ـ بَرَرَهْ dibaca = ☼ بَرَرَةٍ ☼

5. Akhir suku kata yang terdiri dari huruf Ha’ berharakat kasrah atau dhammah [ ـهِ ـ ـهُ ] dimatikan [ ـهْ ـ ـهْ ] , seperti :

صَا حِبَتِهْ ☼ =dibaca صَاحِبَتِهِ ☼ـ رَسُوْلُهْ☼ dibaca = رَسُوْلَهُ☼

6. Akhir suku kata terdiri dari huruf Mad atau huruf mati, dibaca apa adanya tanpa ada perubahan, seperti :

☼ اَقْفَالُهَا tetap dibaca ☼ اَقْفَالُهَا – ☼ جَنَّاتِيْ tetap dibaca ☼ جَنَّاتِيْ ☼ فَسَقُوْا tetap dibaca ☼ فَسَقُوْا – ☼ لَيَطْغَى tetap dibaca ☼ لَيَطْغَى ☼ عَلَيْهِمْ tetap dibaca ☼ عَلَيْهِمْ – ☼ يُوْلَدْ tetap dibaca ☼ يُوْلَدْ

7. Akhir suku kata terdiri dari huruf hidup, sedangkan sebelumnya terdapat huruf mati seperti dalam kurung [ ـْ ـَ / ـْ ـِ / ـْ ـُ ]maka huruf akhir suku kata itu dimaitkan seperti dalam kurung [ ـْ ـْ / ـْ ـْ / ـْ ـْ ] sehingga ada dua huruf mati. Cara mewaqafkan, cukup sekedar bunyi akhir suku kata itu didengar sendiri atau oleh orang yang berdekatan sebagai isyarat bahwa ada huruf mati, sehingga waqaf seperti ini disebut “waqaf isyarat”. Contoh :

وَالْعَصْرْ☼ dibaca وَالْعَصْرِ ☼ ـ وَالأَمْـرْ☼ dibaca وَالأَمْـرُ☼

8. Akhir suku kata bertasydid dimatikan tanpa menghilangkan fungsi tasydidnya, seperti : ☼ مِنْـهُنَّ dibaca ☼ ـ مِنْـهُنّْ ☼خلَقَهُنَّ dibaca ☼ خَلَقَهُنّْ

9.Hamzah di akhir kata yang ditulis di atas waw [ ؤ ] dimatikan bila waqaf, dan dibaca pendek bila washal, seperti :

QS.An-Nahl [16] : 48 -Tulisan  – يَـتَـفَـيَّـؤُا bila Waqaf ☼ يَـتَـفَـيَّـأْ – dan bila Washal dibaca يَـتَـفَـيَـؤُا ظِلاَلُهُ

QS.Al-Furqan [26] : 77 -Tulisan  – يَـعْـبَــؤُا bila Waqaf dibaca ☼ يَـعْـبَـأْ – dan bila Washal dibaca يَـعْـبَـؤُا بِـكُمْ

Demikian pula dalam QS.Yusuf [12] : 84 تَـفْـتَـؤُا , – dalam QS. Thaha [20] : 18 اَتَـوَكَّـؤُا ,- dan dalam QS. An-Nur [24] : 8  يَـدْرَؤُا

10.Hamzah di akhir kata yang ditulis di atas waw [ ؤ ] bila waqaf dimatikan sesudah membaca panjang huruf sebelumnya, dan bila washal hamzah dibaca pendek seperti :

QS. Asy-Syu’araa’ : [26} :197 -Tulisan – عُـلَـمـؤُا bila Waqaf dibaca ☼عُـلَـمَـاءْ – dan bila Washal dibaca عُـلَـمـؤُا بَنِيْ اِسْرَائِيْلَ

Demikian pula dalam QS.Fathir [35] : 28 عُـلَـمـؤُا ,- QS. Ibrahim : [14] : 21 ,- dan Al-Mu’min [40] : 47  الضُّـعَـفـؤُا ,- QS.Yunus [10] : 28  شُـرَكـؤُا ,- QS.Ar-Ruum [30] :13  شُـفَـعــؤُا

TANDA-TANDA WAQAF
1. م WAQAF LAZIM [وَقَفْ لاَزِمْ] Tanda mesti berhenti.
2. لا LA WAQFA [ لاَ وَقْفَ ] Tanda tidak boleh berhenti.
1. ط WAQAF MUTHLAQ [ وَقَفْ مُطْلَقْ ] Tanda sempurna berhenti.
2. ج WAQAF JAIZ [ وَقَفْ جَائِزْ ] Tanda boleh berhenti dan boleh terus.
3. ز WAQAF MUJAWWAZ [ مُجَوَّزْ ]Tanda boleh berhenti, terus lebih baik.
4. ص WAQAF MURAKH-KHASH [ وَقَفْ مُرَخَّصْ ] Tanda diringankan (di bolehkan) berhenti karena mempunyai nafas pendek, terus lebih baik.
5. قف WAQAF MUSTAHAB [وَقَفْ مُسْتَحَبْ ]. Tanda berhenti lebih baik, tidak salah kalau terus.
6. قلى WAQAF AULA [وَقَفْ اَوْلَى]. Tanda berhenti lebih baik.
7. ق QILA WAQAF [ قِيْلَ وَقَفْ ] Sebagian pendapat, tanda boleh berhenti.
8. صلى WASHAL AULA [وَصَلْ اَوْلَى] Tanda terus lebih baik.
11.ك Kadza lika Muthabiq lima qablahu [كَذَالِكَ مُطَابِقٌ لِمَا قَبْلَهُ ]Tanda berhenti seperti tanda waqaf sebelumnya.
12. … ___… WAQAF MU’ANAQAH [ وَقَفْ مُعَانَقَةِ ]Tanda boleh berhenti pada salah satu titik tiga.
13. س/سكت SAKTAH [ سَكْتَةْ ]Tanda berhenti sejenak tanpa ambil nafas.

mengenai tanda tanda waqaf ulama’ yang sepuluh banyak yang tidak sama (khilaf) jadi anda bisa mengikuti salah satunya.
dan untuk lebih baiknya anda ikuti ulama’ yang masuk pada mutawattir,begitu juga dalam qiroatnya,lebih baik anda ikuti yang mutawattir saja,atau diwaktu anda bersama orang lain (banyak orang) gunakanlah yang mutawattir,hal ini untuk menjaga salah persepsi orang yang mendengarkan anda.
mungkin untuk lebih jelasnya saya akan bahas dilain kesempatan tentang qiro’ah
sekian dulu semoga manfaat.wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh.

sumber ilmu

al qur’an

leave a comment »

assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh
PENGERTIAN AL-QUR’AN MENURUT KEBANYAKAN KITAB ULUMUL QUR’AN SEBAGAI BERIKUT:
القرآن كلام الله المنزل على محمد صلى الله عليه وسلم للاعجاز بسورة منه والبيان العقائد والاحكام وغيرهما
AL-QUR’AN adalah: firman ALLAH SWT yang diturunkan kepada NABI MUHAMMAD SAW untuk mengalahkan musuh dengan satu surah darinya,dan menerangkan ‘aqidah ‘aqidah dan hukum hukum dll.
AL-QUR’AN adalah firman ALLAH SWT yang diturunkan/diwahyukan kepada nabi muhammad saw.
yang menjadi peringatan sebagaimana firman ALLAH SWT dalam surat thaha ayat 2-3
ما انزلنا عليك القرآن لتشقى
الا تذكرة لمن يخشى
artinya:
kami tidak menurunkan al-qur’an ini kepadamu agar kamu menjadi susah.
tetapi sebagai peringatan bagi orang orang yang takut (kepada allah)
AL-QUR’AN menerangkan hukum hukum seperti kewajiban melaksanakan shalat dan menunaikan zakat.
sebagaimana firman ALLAH SWT dalam surat nisa’ ayat 77
واقيمواالصلوة وآتواالزكوة
artinya:
dan mendirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat
AL-QUR’AN diturunkan dengan bahasa arab dan tidak boleh dibaca dan ditulis dengan bahasa ajam (bahasa selain bahasa arab)
ALLAH swt berfirman dalam surat zukhruf ayat 3
انا جعلناه قرآنا عربيا لعلكم تعقلون
artinya:
sesungguhnya kami menjadikan AL-QUR’AN dalam bahasa arab supaya kamu memahami (nya).
AL-QUR’AN Dijaga langsung oleh ALLAH.
sebagaimana firman ALLAH dalam surat al-hijr ayat 9
انا نحن نزلنا الذكر وانا له لحافظون
artinya:
sesungguhnya kamilah yang menurunkan al-dzikro (al-qur’an) dan sesungguhnya kami pulalah yang memeliharanya.
al-qur’an sebagai obat semua penyakit,baik penyakit lahir maupun penyakit bathin.
namun sebagian orang yang masih dalam pemahaman ilmunya rendah dan bukan termasuk islam sunni ada yang tidak meyakini al-qur’an bisa menyembuhkan atau menjadi obat penyakit dhahir/lahiriyah.
allah saw berfirman dalam surat al-isro’ ayat 82
وننزل من القرآن ما هو شفاء ورحمة للمؤمنين
artinya:
dan kami turunkan dari al-qur’an suatu yang menjadi obat dan rahmat bagi orang orang yang beriman.

al-qur’an mengalahkan musuh hanya dengan satu surat dari al-qur’an.
al-qur’an mengandung keajaiban yang sangat luar biasa didalamnya penuh dengan hikmah dan rahmah dan al-qur’an adalah sumber ilmuagama dan sumber semua ilmu dan termasuk ilmu balaghah.
kandungan ilmu balaghahnya al-qur’an tidak bisa ditandingi karna al-qur’an adalah firman allah swt yang maha ‘alim.
mulai pada zaman rasulullah saw orang orang kafir tidak percaya kepada al-qur’an,mereka menganggap al-qur’an adalah buatan rasulullah saw,karna dari itu allah swt menurunkan firmannya yang ada disurat al-baqaroh ayat 23
pada waktu itu orang orang kafir banyak yang membuat karangan tandingan al-qur’an namun semua tidak bisa membuat sampai selesai,karna dalam al-qur’an balaghahnya sangat dan sangat luar biasa.
(anda bisa baca hal ini selengkapnya di kitab lubbut tafsir)
al-qur’an sebagai petunjuk buat semua orang yang beriman.
allah swt berfirman di surat fushshilat ayat 44
قل هو للذين امنوا هدى وشفاء
artinya:
katakanlah adapun al-qur’an itu adalah petunjuk dan obat/penawar bagi orang orang yang beriman.

sumber ilmu